Tingkatkan Kesadaran Masyarakat, BEM Unila Adakan Diskusi Panel Bertajuk “Story of Women and Child”

 

#BEMU_News

Minggu, (03/11/2017) – BEM Unila sukses menyelenggarakan agenda diskusi panel bertajuk Story of Women and Child dengan tema, “Gelorakan Semangat Pergerakan Perempuan Lampung” pada pukul 08:30 – 12:30 di Aula Gedung E Fakultas Hukum Universitas Lampung. Acara ini diinisiasi oleh Kementerian Pemberdayaan Wanita sebagai bentuk pencerdasan untuk meningkatkan kesadaran tentang perlunya tindakan nyata dari masyarakat itu khususnya mahasiswa sebagai agen of change terkait kasus-kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.

Acara diawali dengan pembukaan, tilawah qur’an, sambutan Ketua pelaksana, Nurhasanah Sasmalia dan sambutan Menteri Pemberdayaan Wanita, Rofi Fauzia Jihadi sekaligus membuka acara. Dilanjut dengan coffe break sekaligus para hadirin disuguhkan penampilan menyanyi special dari 3 perwakilan dari UKM BS (Bidang Seni) Unila.

Setelah coffe break, acara selanjutnya yakni diskusi, dipandu oleh Moderator, Bu Qoriatul Hayati, S.Pd. Diskusi berlangsung seru, dengan 2 narasumber utama, yakni Bu Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A., PSi (Kepala UPKT BK FKIP Universitas Lampung) dan Bu Dr. Yusnani Hasyim Zum, S.H., M.Hum. (Dosen Konsentrasi Hukum Tata Negara FH Unila). Juga hadir para tamu undangan yang berasal dari perwakilan AKRAP (Advokasi Kelompok Rentan Anak dan Perempuan), Dinas Pemberdayaan Wanita Kabupaten Lampung Timur, LPAI Lampung Timur, LPAI Bandar Lampung, dan BPPPA (Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak).

Dalam diskusi panel ini, awalnya narasumber dan praktisi menyuguhkan fakta-fakta dilapangan tentang kasus memilukan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak. Salah satunya tentang penipuan kepada siswa SMA, dimana dirinya ditipu oleh kawan facebooknya yang memasang foto profil wanita, namun pemegang akun tersebut sebenarnya pria setelah diselidiki lebih lanjut. Tak hanya itu, pria penipu ini pula telah berhasil membuat siswa SMA tadi mengirim foto-foto bugilnya ke akun palsu tadi, lalu akun palsu ini meminta tebusan berupa uang tunai agar foto siswa SMA ini tadi tak sebarkan. Dianggap hanya main-main, siswa SMA ini tak menghiraukan. Lalu beberapa hari kemudian foto bugilnya menyebar ke media sosial. Hal lain, yakni tentang seorang ayah kandung yang memperkosa anaknya sendiri, tentang seorang tetua yang disegani tapi ternyata menyodomi anak kecil, atau kakek berumur 60 tahun yang memperkosa bocah dibawah umur. Dari semua kasus yang diceritakan, rata rata pelaku berasal dari kerabat dekat korban.

Diskusi berlangsung seru, peserta begitu antusias, begitupun narasumber dan praktisi. “Mengenai kasus kasus kekerasan perempuan dan anak, ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah kota, maupun lembaga-lembaga yang bergerak diranah perempuan dan anak, tapi tanggungjawab kita semua, terkhusus wanita sebagai pencetak generasi-generasi dimasa mendatang.” Tutur bu Yusnani, saat closing statement dan penyampaian kesimpulan. Pada akhirnya, para hadirin sepakat untuk berperan aktif dalam penuntasan kasus kasus memilukan tentang perempuan dan anak. Acara ditutup dengan sesi penyerahan plakat, dan foto bersama.

[Rilis oleh Kominfo BEM Unila]

Tinggalkan Komentar

Scroll to Top